be different be YOUnique

Saturday 4 April 2020

Pelabuhan Terakhir

Sudah lama aku tidak merasakan butterfly stomach effect di hidupku. Entah kapan terakhir aku merasakannya, dan itupun tidak se-indah yang di bayangkan.

Aku, adalah wanita yang sulit jatuh cinta.

Mereka berkata, "Ah, seleramu terlalu tinggi"
"Mungkin gengsimu yang terlalu tinggi"
"Bohong. Tidak mungkin kau tidak punya pacar!" 
Atau,
"Dia menyukaimu, kenapa kau tidak bersamanya? Sepertinya dia terlihat sempurna!"

Aku hanya berkata. 
"Tidak. Bukan seperti itu."
Aku rasa, aku hanya merasa mati rasa yang diliputi rasa tidak percaya.
Hambar, seperti es krim yang tidak manis.

Suatu saat, ada seorang lelaki mendekat. Butuh waktu menahun lebih dia dengan segala usahanya meyakinkan perasaanku untuk berkata IYA. 
Namun, apa yang terjadi setelahnya? Aku tidak bahagia.
Aku membohongi perasaanku. Logikaku menolak perasaanku.

"Tidak. Bukan seperti dia."

Pernah suatu saat aku mencoba jatuh cinta pada seorang lelaki yang terlihat sempurna
Mencoba dan mencoba. Bahkan memaksa.
Butuh berbulan-bulan aku memaksa perasaanku. Memaksa hingga membohongi perasaanku.
Hampir setengah tahun kami dekat, perasaanku tetap ku paksa. Karena aku tahu, secara logika aku bisa bahagia dan mapan bersama lelaki itu.
Namun, Perasaanku menolak. Dia memberontak.
Hatiku tidak sepaham dengan logikaku. 

Lagi, dan lagi.
Lelaki datang dan pergi.
Ketika hatiku tak mau beralih. 
Hampa dan hambar adalah makanan sehari-hari.

"Tidak. Bukan seperti ini."

Hingga suatu hari kau hadir.
2015 sebagai tahun awal pertemuan kisah kita. 
Kau yang saat itu selalu membuatku tertawa 
Kau yang saat itu sering mengajakku pergi
Kau yang saat itu selalu mengajakku komunikasi
Kau yang saat itu memandangku dengan tatapan tulus
Kau yang saat itu mengkhawatirkanku
Kau yang saat itu...
Ah, sudahlah...

Kau milik sahabatku. 

Sudahlah, biarkan aku mengalah. 
Kau layak bersamanya.
Sudah cukup.
Aku tidak akan mencintaimu.

Tenanglah sahabatku.
Aku bisa membohongi perasaanku.
Melupakannya, adalah pilihanku. 

Hingga 4 tahun setelahnya kau hadir, Kembali. 
Kau kembali membawa keceriaan padaku
Ternyata, kau kembali membawa tawaran padaku

"Bella, maukah kau melangkah bersamaku?"

Pertanyaanmu tentang ajakan tuk bersama
Pernyataanmu tentang perasaan di tahun 2015 tetap sama

Ternyata, kau masih mencintaiku.  

Namun, Ku hanya bisa berkata.
"Tidak. Kau milik Sahabatku."
"Tenang, Aku bisa membohongi perasaanku."

Segala upaya kau lakukan tuk meyakinkanku.
Dan terungkap cerita di tahun 2015.

Aku, Luluh. Kali ini aku kalah.
Aku kalah karena lelah membohongi perasaanku.
Jujur. Aku mencintaimu. 

Kali ini, aku mempercayai perasaanku.
Logikaku menerima. Aku bahagia

Iya, akhirnya aku bahagia.

Bersamamu. 


 Tidak lagi ku bohongi perasaanku, karena bersamamu. Cukup.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Friends

About Me

My photo
Surakarta, Mid Java, Indonesia

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Menjadi Wanita Merdeka 4.0 dengan Menulis

Categories